Salah satu cara mengatasi kerusakan rambut salah satunya adalah transplantasi rambut. Transplantasi rambut atau juga dikenal dengan sebutan cangkok rambut dan tanam rambut adalah prosedur yang dilakukan untuk mengembalikan rambut pada area kulit kepala yang mengalami penipisan hingga kebotakan. Yuk, Kenali apa itu transplantasi rambut, mulai dari prosedur sampai efek sampingnya.
Operasi rambut yang saat ini tersedia dalam berbagai jenis di antaranya:
- Follicular Unit Strip Surgery (FUSS) adalah metode cangkok rambut dengan menyayat kulit pasien yang mengalami kebotakan.
- Follicular Unit Extraction (FUE) merupakan metode yang mengumpulkan folikel rambut yang terdiri dari satu sampai empat rambut yang masih sehat untuk proses transplantasi pada bagian yang mengalami masalah.
- Direct Hair Implantation (DHI) adalah metode baru yang mirip dengan FUE tetapi menggunakan alat yang mirip seperti bolpoin untuk menanamkan rambut.
Ketiga prosedur operasi rambut tersebut dapat dikombinasikan satu sama lain ataupun dilakukan secara terpisah. Setiap orang yang melakukan transplantasi rambut kemungkinan akan menjalani prosedur yang berbeda tergantung dari kondisi kulit kepalanya.
Pada dasarnya siapa saja bisa menjalani transpalasi rambut, terlepas dari jenis kelaminnya. Walau begitu, berikut ini adaalah berbagai pertimbangan sebelum melakukan transpalasi rambut. Yaitu, jumlah rambut yang sehat di kulit kepala yang akan dicangkok ke area yang membutuhkan rambut. Faktor lainnya adalah kemampuan menumbuhkan rambut di bagian kulit kepala yang menipis.
Berkonsultasi dengan dokter tentunya akan memberikan informasi apakah kondisi yang ada sekarang memenuhi syarat tersebut atau tidak. Selain itu, juga dapat menjalani tes darah dan biopsi kulit kepala untuk memeriksa apa penyebab rambut rontok.
Dikutip dari American Academy of Dermatology, transplantasi rambut pada umumnya berlangsung selama empat sampai delapan jam. Semakin banyak jumlah rambut yang ditranspalasi, semakin lama juga operasi ini akan berlangsung. Pasien akan diberikan obat bius lokal yang membuat kulit kepala mati rasa selama prosedur transpalasi rambut. Beberapa pasien juga akan diberikan obat penenang dengan dosis rendah agar mereka bisa rileks.
Baca juga: 6 cara merawat rambut rusak agar kembali rapi dan terawat
Dokter kulit akan mulai mencabut rambut sehat dengan cara memotong selembar kulit dari kulit kepala pasien. Dokter juga dapat melakukan prosedur lainnya yaitu dengan tanam rambut dengan mengambil helai rambut satu per satu agar hasilnya terlihat alami. Jika menyukai model rambut pendek, pilihan kedua mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat. Akan tetapi, mencabuti helai rambut satu per satu berisiko meninggalkan bekas luka serta membutuhkan lebih banyak waktu. Kemudian, asisten bedah akan mempersiapkan kulit kepala dan rambut yang telah diambil sebelum di transpalasi atau cangkok rambut dilakukan. Setelah itu, dokter dan asistennya akan menempelkan rambut yang sehat ke area yang sudah di tentukan. Jika semua rambut sudah selesai ditranspalasi, kulit kepala Anda akan dibalut dengan perban dan akan diberikan instruksi untuk melakukan perawatan rambut di rumah.
Kebanyakan dari pasien melaporkan bahwa akan melihat hasilnya dalam waktu enam sampai sembilan bulan setelah tanam rambut dilakukan, dan beberapa yang lain butuh waktu 12 bulan. Lama waktunya tersebut mencakup saat rambut yang ditanam mengalami kerontokan satu sampai dua bulan setelah operasi. Pada kondisi ini ternyata cukup normal sebab rambut yang rontok nantinya akan tumbuh rambut yang normal. Selain itu juga, rambut mungkin akan terlihat tipis setelah operasi.
Efek samping transplantasi rambut
Walau transplantasi rambut terbilang cukup aman, ternyata transpalasi rambut memiliki risiko munculnya efek samping setelah prosedur ini dilakukan. Di bawah ini ada beberapa efek samping yang umum terjadi dalam transplantasi rambut.
1. Tampilan rambut menjadi tidak beraturan
Efek samping yang pertama setelah menjalani transplantasi rambut atau cangkok rambut ialah tampilan rambut terlihat aneh akibat penempatan akar rambut yang tidak tepat. Ini dapat terjadi jika dokter bedah rambut tidak memperhatikan arah tumbuh rambut aslinya. Pertumbuhan rambut yang sehat normalnya tidak tegak lurus dari kulit kepala tetapi tumbuh dengan sudut yang lebih miring. Apalagi ini dapat terjadi ketika folikel rambut semakin dekat dengan daerah pelipis. Karena itu, kemampuan dokter kulit saat melakukan operasi rambut sangat penting dalam suksesnya tanam rambut yang tampak alami.
2. Bekas luka operasi
Operasi transplantasi rambut juga dapat meninggalkan bekas luka berbentuk lurus dan memanjang di bagian kepala. Karena pada saat proses transplantasi, dokter akan mengangkat sepotong kulit kepala untuk membawa folikel rambut. Bekas luka ini dapat disamarkan pada saat rambut baru tumbuh di sekitarnya. Kendati demikian, luka bekas sayatan mungkin dapat terlihat jika rambut di sekitarnya tipis atau memiliki potongan rambut yang pendek.
3. Mengalami komplikasi sebelum atau sesudah operasi
Selain reaksi alergi, transpalasi rambut juga dapat meningkatkan risiko terhadap takikardia atau percepatan detak jantung. Kondisi yang dapat terjadi selama operasi ini sifatnya sementara tetapi dapat menyebabkan masalah pada pasien dengan penyakit jantung. Walaupun jarang terjadi, pasien juga bisa memiliki risiko mengalami infeksi setelah menjalani transplantasi rambut. Infeksi dapat terjadi akibat luka jahitan pasca operasi yang berpotensi mengganggu peredaran darah dan membentuk kerak serta menyebabkan infeksi dan kondisi folikulitis pada kulit kepala. Komplikasi setelah operasi biasanya terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan rambut, kulit kepala dan bekas jahitan. Untuk mencegahnya, dokter akan memberikan resep antibiotik dan sampo antibakteri untuk mencegah infeksi.
4. Reaksi pada obat bius
Pada saat operasi rambut sedang berlangsung, dokter akan memberikan anestesi atau obat bius lokal agar kulit kepala tidak merasakan sakit saat sedang operasi . Tetapi beberapa kasus menunjukkan ada pasien yang mengalami reaksi alergi terhadap obat bius. Kasus ini sebenarnya sangat jarang terjadi, hanya satu dari 10 ribu pasien yang mengalaminya. Reaksi lainnya dari alergi obat bius mungkin dapat menyebabkan rasa gatal, sulit menelan, batuk, dan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu.
Baca juga: Tips memanjangkan rambut dengan cepat dan mudah
Download dan gunakan aplikasi Dkapster “barbershop home service” sekarang juga untuk menikmati sensasi cukur rambut a la sultan seperti di barbershop terdekat. Nikmati layanan cukur rambut terbaik dari para kapster profesional, serta peralatan cukur rambut yang selalu bersih serta steril. Dijamin aman dan nyaman ketika cukur rambut. Kami juga membuka lowongan kemitraan bagi para kapster untuk mendapatkan cuan lebih dari biasanya. Pendaftaran gratis dan terbuka untuk para kapster dimana saja.
Mau tampil keren maksimal tanpa perlu repot, antri dan buang waktu?
Pakai “D’Kapster”, Ecommerce Barbering dan Salon No.1 di Indonesia
Tersedia di App Store & Play Store